Lagi, Ada Bayi Raksasa Lahir Selamat
Rabu, 26 Agustus 2009 | 10:53 WIB
LAWANG, KOMPAS.com — Muhammad Sueb langsung lega begitu mengetahui bayinya telah lahir, Selasa (25/8) malam. Kegembiraan calon bapak ini membuncah seiring lengkingan tangis bayi laki-laki yang lahir lewat operasi caesar itu.
“Begitu saya dengar tangis bayi yang keras dari ruang operasi, saya langsung berucap syukur alhamdulillah. Anak ketiga saya selamat,” kata Sueb yang ditemui di Rumah Sakit Bersalin (RSB) Brawijaya, Lawang, Rabu.
Kegembiraan suami Titin (31) ini sebenarnya wajar dirasakan seorang calon bapak. Yang fantastis, bayi yang dilahirkan warga Dusun Turi RT 4 RW 2, Kelurahan Turi Rejo, Kecamatan Lawang, ini tergolong raksasa. Si bayi memiliki bobot 6,2 kilogram dengan panjang 52 sentimeter. Padahal, umumnya bobot bayi baru lahir 3-4 kilogram.
Sueb (31) yang bekerja di proyek pembangunan perumahan sebenarnya sudah menyadari anaknya akan lahir dengan tubuh jumbo. Ketika kandungan Titin berusia delapan bulan, hasil USG menyebutkan bayi yang dikandung istrinya itu sangat besar. Ketika itu, dokter memperkirakan bobot bayi laki-laki itu 5 kg.
Bukan kali pertama ini keluarga sederhana ini dikaruniai bayi berukuran besar. Sebelumnya, Ahmad, bayi pertama mereka yang lahir tahun 2000, meninggal sesaat setelah lahir dengan proses normal. Bayi kedua, Muhammad Ridho, yang lahir setahun kemudian dengan berat 4,8 kg lewat proses operasi itu juga meninggal dunia.
“Sempat terbayang bayinya akan besar seperti bayi kedua kami, tapi tidak sampai kebayang beratnya akan 6 kg lebih,” ujar Sueb sambil mengendong anak ketiganya yang diam anteng dalam gendongan.
Bayi yang belum diberikan nama itu memang terlihat paling menonjol di antara deretan bayi-bayi lainnya di ruang bayi RSB Brawijaya. Memakai baju bayi warna kuning ukuran satu tahun, boks tempat tidurnya terlihat sempit.
Sepanjang hari kemarin, bayi "mungil" pasangan Sueb-Titin ini menjadi primadona pengunjung dan ibu-ibu bayi lain. Mereka bergantian melihat bayi itu dari balik kaca saat perawat mengganti popok atau memberikan susu formula.
Sementara itu, Titin masih terbaring lemah dengan tangan kiri masih tertancap infus. Meski demikian, Titin masih bisa memberi senyum dan berkomentar pendek. “Semoga jadi anak yang berbakti dan berguna. (why)