Dipandu Daeng Udjo, seniman angklung dari Bandung, peserta mengikuti ‘hand-signal’ yang merepresentasikan not-not, memainkan lagu ‘We are The World’, sebuah lagu ‘charity’ yang ditulis oleh Michael Jackson dan Lionel Richie. Gema angklung juga diiringi vokal quartet Indonesia Elfa’s Singers.
Di tengah terik matahari sore, seluruh peserta bersorak bersama ketika hakim dari Guinness World Records™, Kimberly Partrick, mengumumkan bahwa rekor telah tercipta dengan jumlah peserta sebanyak 5182.
Rekor ini tercipta bukan saja karena jumlah peserta yang banyak, namun juga karena memenuhi persyaratan khusus yang ditetapkan Guinness World Records™, antara lain penghitungan harus jelas dengan mengitung perkepala menggunakan ‘clicker tally’, lagu harus minimal selama 5 menit, dan lagu yang dimainkan haruslah lagu yang terkenal. Selain itu, area tempat pencetakan rekor juga harus dibatasi, yang memudahkan pemantauan jumlah pengunjung yang keluar dan masuk area.
Setelah pengumuman rekor, lagu Indonesia Raya berkumandang dipandu oleh seorang penyanyi Amerika, John L, yang dilanjutkan dengan lagu kebangsaan Amerika oleh penyanyi Indonesia, Laya Pesolima. Pesertapun tak kuasa menahan rasa haru dan perasaan bangga yang luar biasa, bahkan diantara mereka tampak turut menitikkan air mata. Beberapa undangan khusus yang turut berdiri di atas panggung, seperti Kepala BKPM, Gita Wirjawan; Managing Director Bank Dunia, Sri Mulyani, serta beberapa Duta Besar asing pun tampak turut menunjukkan keharuan dan kebanggaannya.
Dubes RI Washington, D.C., Dino Patti Djalal menyatakan bahwa ‘melihat masyarakat berbagai bangsa berkumpul memainkan angklung bersama merupakan gambaran sebuah harmoni dan kebersamaan yang indah. Inilah bagian penting dari multiculturalism yang dimaksud dalam Indonesia Festival ini bahwa kita semua satu meskipun berbeda-beda.
Menegaskan pesan ini, beberapa tamu VIP mengenakan kaos yang masing-masing bertuliskan 1 huruf dalam rangkaian kata Love, Peace dan Harmony.
Rangkaian Indonesia Festival yang berlangsung mulai pukul 1 siang hingga 9.30 malam itu diisi dengan berbagai tampilan antara lain Reog Ponorogo “Singo Lodoyo”, Pencak Silat Al Azhar, atraksi drum Batala dari Brazil, musik Aborigin sumbangan dari Kedubes Australia, pertunjukan musik dan tari dari Jawa Barat, serta tampilan penyanyi dan musisi Indonesia seperti Sherina, Denada dan Balawan.
‘Interfaith concert’ juga menyemarakkan acara dengan tampilan dari tiga group music yang merepresentasikan agama Islam, Kristen dan Yahudi. Tak hanya itu, penyanyi R&B nominator grammy award, Raheem Devaughn juga turut meramaikan acara Festival. Pengunjung juga dibawa bernostalgia ke era 90-an oleh tampilan group Air Supply.
Festival Indonesia ‘Celebrating Multiculturalism’ ini diselenggarakan oleh KBRI Washington, D.C. didukung oleh BKPM, Kementerian Kebudayaan dan Pariwista, First Media, SCTV, Bank BRI, Marvell, serta berbagai perusahaan swasta lainnya. (sumber: KBRI Washington/ed.Yo2k)
No comments:
Post a Comment