Tuesday, November 20, 2012

Pencak Dor - Sabung Bebas : Tingkatkan Sportifitas


Oleh : Samsul Bahri.
Dahulu bisa kita baca di literatur sejarah kerajaan di Nusantara pasti masing masing untuk memperbutkan pendekar terkuat untuk menjadi panglima perang misalnya pasti memilih seorang yang mempunyai kekuatan "pilih tanding". Kalo di dunia juga bisa kita lihat di flm film laga baik Barat atau China misalnya jelas jelas itu juga bisa dimaknai sebagai sabung bebas. Kalo di Pesantren ada tradisi "Sabung Bebas" ini biasanya untuk silaturahim para Pendekar se - Tanah Jawa yang berbasis pesantfren atau yg bukan dilakukan pada bulan Maulid atau Assyura atau Muharam. Nanti akan dinobatkan pendekar paling kuat dan sifatnya ini sebuah persahatan atau silaturahim. Sabung bebas ini sejauh yg saya ketahui sering diselengarakan di Ponorogo atau Kediri. Biasanya para Pendekar dari Kulon atau Banten, Timur, Barat dan Tengah saling bersilaturahim "menjajal" kekuatan diri.

 Saya sangat mendukung adanya acara "Sabung Bebas" ini, hal ini sangat bagus untuk melatih keberanian melawan orang lain dan juga melawan diri sendiri. Melawan orang lain yaitu menguji apakah kemampuan bela diri kita diatas lawan atau masih di bawah lawan. Bila di atas lawan, tak perlu "jumawa" karena "di atas langit masih ada langit".
Bila ternyata masih kalah dari lawan, maka kita masih harus latihan keras agar punya kekuatan dan teknik yang mumpuni. Sabung bebas ini juga melatih kemapuan untuk melawan diri sendiri yaitu bagaimana kita tetap "tawaddu" bila kita dikaruni oleh Tuhan mempunyai talenta dan kekuatan luar biasa dalam ilmu beladiri. Bahwa kita mesti harus "rendah hati' dalam jiwa yang mempunya kekuatan dan teknik yang luar biasa itu. gunakanlah ilmu bela diri untuk menjaga diri dan membantu orang lain. bukan untuk sombong sombongan atau gagah gagahan.
 Waktu kecil dulu saya sering melihat Sabung bebas di beberapa tempat antara lain di Desa Mangunan-Tulung Sampung di salah satu Pesantren yang maaf namanya lupa, apa di pesantren yang saat ini dilaksanakan Sabung Bebas ini. Saya dari Desa Blembem Jambon naik sepeda ontel untuk melihat dan menikmati acara seperti in pada waktu itu. waktu itu saya sangat terpukau kehebatan Almarhum Gus Ma'sum Jauhari yang melakukan atraksi di pangung. Dengan berpakaian baju koko dan sarung serta rambutnya yg gondrong terurai panjang dibalut dengan songkok warna hitam, kelihatan sangt gagah dan perkasa. Hanya dengan hengtakan kaki dan gtangannya Gus Ma'sum telah mampu merubuhkan pertahanan lawan hingga terpental sampai keluar panggung. Sungguh Luar biasa. Semoga acara ini dapat memberi pelajaran bahwa ajang ini adalah silaturahim justru untuk menggalang persatuan dan keatuan ummat. Acara ini juga memberi pelajaran bahwa bela diri bukan untuk ajang tawuran masal antar perguruan silat sampai jatuh korban meninggal segala. Itu semua adalah perbuatan konyol dan bukan ciri khas dan darah Ponorogo. Semoga........

No comments: